Ini Dia Adat Pernikahan Jawa Tradisi yang Sarat Makna
Sumber gambar : Pexel.com |
Pernikahan merupakan momen sakral yang penuh dengan makna dan harapan bagi setiap pasangan. Dalam budaya Jawa, pernikahan tidak hanya menjadi ikatan antara dua individu, tetapi juga merupakan perwujudan dari harmoni antara dua keluarga besar. Adat pernikahan Jawa memiliki serangkaian prosesi yang sangat kaya akan nilai-nilai filosofi, budaya, dan spiritualitas yang diwariskan dari generasi ke generasi.
1. Siraman
Siraman adalah prosesi penyucian calon pengantin yang dilakukan dengan memandikan mereka menggunakan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin, sehingga pengantin siap memasuki babak baru dalam hidupnya. Air siraman biasanya diambil dari tujuh sumber mata air yang berbeda, yang melambangkan harapan agar kehidupan pernikahan mereka mendapatkan berkah dari berbagai arah.
2. Midodareni
Prosesi Midodareni dilakukan pada malam sebelum akad nikah. Dalam tradisi ini, calon pengantin wanita akan tinggal di dalam kamar yang sudah dihias indah, sementara keluarga besar dan tamu yang hadir melakukan doa bersama di luar kamar. Tradisi ini terinspirasi dari legenda Dewi Nawang Wulan yang turun ke bumi untuk memberkati calon pengantin. Midodareni juga menjadi momen introspeksi bagi calon pengantin sebelum menjalani kehidupan rumah tangga.
3. Ijab Qabul
Ijab Qabul adalah inti dari prosesi pernikahan, di mana calon mempelai pria mengucapkan akad nikah di hadapan penghulu dan saksi. Setelah ijab qabul selesai, pasangan tersebut resmi menjadi suami istri. Dalam adat Jawa, setelah ijab qabul, biasanya dilakukan prosesi Sungkeman, yaitu pasangan pengantin bersujud di hadapan orang tua mereka sebagai tanda bakti dan permohonan restu.
4. Panggih
Panggih atau temu manten adalah prosesi pertemuan antara kedua mempelai setelah resmi menjadi suami istri. Pada prosesi ini, terdapat beberapa ritual yang harus dilakukan, seperti Balangan Gantal (lemparan sirih) yang melambangkan niat tulus mempelai untuk saling menerima. Setelah itu, dilakukan ritual injak telur, di mana mempelai pria menginjak telur, sementara mempelai wanita membersihkannya, sebagai simbol kerjasama dan kesiapan mereka menghadapi kehidupan rumah tangga.
5. Tumpengan dan Kenduri
Setelah semua prosesi selesai, diadakan acara tumpengan dan kenduri sebagai bentuk syukur atas berlangsungnya pernikahan. Tumpeng yang disajikan pada acara ini melambangkan harapan agar kehidupan rumah tangga pengantin selalu diberkahi dan diberikan rezeki yang melimpah. Kenduri juga menjadi momen bagi keluarga besar dan para tamu untuk berbagi kebahagiaan dan doa bagi pasangan pengantin.
Adat pernikahan Jawa adalah warisan budaya yang sangat berharga dan penuh makna. Setiap prosesi yang dilakukan memiliki nilai filosofis yang mendalam, yang mengajarkan tentang kesucian, kerjasama, dan tanggung jawab dalam membina rumah tangga. Melestarikan tradisi ini bukan hanya soal menjaga identitas budaya, tetapi juga memahami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dengan mengikuti adat pernikahan Jawa, pasangan pengantin tidak hanya merayakan hari bahagia mereka, tetapi juga menjalani proses spiritual yang mempersiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan pernikahan dengan penuh rasa syukur dan kebijaksanaan.